Minggu, 19 April 2009

Kesempatan

Orang bijak pernah membagi tiga jenis manusia. Pertama, manusia bodoh, yakni mereka yang selalu melalaikan dan mengesampingkan setiap kesempatan yang ada. Kedua manusia baik, yakni mereka yang selalu mengambil keputusan yang datang kepadanya. Dan yang ketiga adalah manusia bijak, yakni mereka yang selalu mencari kesempatan yang memungkinkan dirinya untuk terus berkembang tanpa harus banyak menunggu. Kesempatan yang hakiki justru berada dalam tiap individu. Artinya, respon kita terhadap peristiwa yang terjadi akan menggiring pemaknaan kita apakah itu kesempatan atau bukan. Dalam kenyataannya ada dua jenis manusia yang dapat memaknai fenomena yang ada sebagai suatu kesempatan yakni opportunist dan adventurer.

Orang-orang yang memanfaatkan kesempatan dg niat yang tidak tulus, bahkan cenderung mengorbankan orang lain, inilah yang disebut opportunist. Cara pandangnya yang negative mengatakan dan mendorong dirinya untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Sebaliknya, mereka yang mampu memanfaatkan kejadian yang ada sebagai sarana untuk membangun dirinya dan orang lain maupun perusahaan adalah mereka yang dikenal dengan kaum adventurer. Mereka tidak segan-segan berbagi kepada orang lain, tanpa rasa takut untuk disaingi atau popularitas mereka hancur. Dalam skala perusahaan tampaknya dibutuhkan banyak kaum adventurer utk membangun perusahaan, yakni mereka yang selalu menyukai tantangan pekerjaan yang progresif. Sebaliknya, perusahaan saat ini tidak membutuhkan kaum opportunist, yang hanya tau bagaimana meningkatkan keuntungan dan popularitas diri tanpa melihat kondisi perusahaan. Untuk menjadi opportunist atau adventurer adalah suatu pilihan. Mari kita memilih untuk menjadi adventurer yang memiliki pikiran selangkah lebih maju dalam memaknai setiap kejadian.

From inspirative book : Half Full Half Empty by P. Marpaung

Tidak ada komentar: